Arti Bendera Indonesia
Bendera Indonesia di sebut sebagai Sang Merah Putih. Bentuknya empat persegi panjang dengan lebar berkisar dua per tiga dari ukuran panjangnya.
Warnanya terdiri atas merah di anggota atas dan warna putih di anggota bawah. Kedua warna mempunyai ukuran yang sama.
Sejarah Bendera Merah Putih Indonesia

Sejarah bendera merah putih berawal berasal dari warna yang di gunakan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia pada masa penjajahan. Salah satunya Kerajaan Majapahit.
Selain Kerajaan Majapahit, Kerajaan Kediri sebenarnya juga memakai panji-panji merah putih pada masa kepemimpinannya.
Begitu pula bersama Sisingamangaraja IX berasal dari tanah Batak. Dia juga memakai warna merah putih sebagai warna bendera perangnya.
Namun tak sekadar berwarna merah dan putih, benderanya juga di sempurnakan bersama gambar pedang kembar warna putih bersama dasar merah menyala. Begitu pula bersama Sisingamangaraja XII.
Selanjutnya di saat berlangsung perang di Aceh, para pejuangnya juga memakai bendera perang berbentuk umbul-umbul bersama warna merah dan putih.
Di anggota belakang benderanya, terkandung gambar pedang, bulan sabit, matahari, bintang, dan postingan ayat suci Al Quran.
Selanjutnya, bendera merah putih juga di gunakan oleh Kerajaan Bugis di Bone, Sulawesi Selatan sebelum akan masa Arung Palakka. Bendera merah putih yang di kenal bersama arti Woromporang itu lambang kekuasaan dan kebesaran Kerajaan Bone.
Pangeran Di ponegoro juga memakai panji-panji berwarna merah putih semasa perjuangannya melawan penjajahan Belanda.
Bendera merah putih yang sudah akrab di masyarakat Indonesia lantas digunakan di dalam gerakan nasionalis di masa perlawanan pada Belanda kurang lebih 1928.
Namun, bendera merah putih sempat di larang oleh Belanda pada kala itu. Setelah lepas berasal dari Belanda, inspirasi memakai bendera merah putih lahir kembali di masa penjajahan Jepang.
Kala itu, Jepang berikan janji kemerdekaan kepada Indonesia kurang lebih 1944. Janji itu di penuhi bersama pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Salah satu pembahasan rapat BPUPKI adalah pemakaian bendera dan lagu kebangsaan yang serupa di semua Indonesia. Dari sini, di putuskan Indonesia bakal memakai bendera merah putih.
Orang yang menjahit bendera merah putih adalah Fatmawati sesudah kembali ke Jakarta berasal dari pengasingan di Bengkulu.
Presiden ke-1 Indonesia Soekarno memerintahkan Chaerul Basri untuk mengambil alih kain berasal dari gudang di Jalan Pintu Air untuk di antarkan ke Jalan Pegangsaan Nomor 56, Jakarta.
Kain itu bakal di gunakan sebagai bendera yang di kibarkan kala proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kain itu merupakan katun halus bersama warna merah dan putih.
Ukurannya panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Setelah itu, Fatmawati menjahit kain berikut dan menjadi bendera yang di kibarkan di acara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Setelah itu, Sang Merah Putih di bawa presiden, wakil presiden, dan para menteri yang rubah ke Yogyakarta pada 1946. Perpindahan itu berlangsung sebab Jakarta tengah tidak aman.
Namun pada 1948, Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda lagi. Presiden Soekarno pun mengusahakan menyelamatkan Sang Merah Putih bersama menitipkannya kepada ajudan tepercayanya, Husein Mutahar.
Dengan alasan keamanan, Husein lantas membagi dua bendera negara menjadi dua bagian, yaitu warna merah dan putih terpisah di dua tas berbeda.
Pada 1949, di saat Presiden Soekarno berada di pengasingan di Bangka Belitung, ia meminta kembali bendera itu dan menjahitnya lagi.
Setelah selesai bersama masa pengasingan pada 1949, Presiden Soekarno mempunyai kembali bendera negara ke Yogyakarta dan di kibarkan di Gedung Agung pada 17 Agustus 1949.
Pada 1958, Sang Merah Putih di tetapkan menjadi bendera pusaka dan tetap di kibarkan tiap-tiap 17 Agustus atau peringatan hari kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka.